Terapi Fisik pada Penderita Osteoartritis Lutut

Beberapa gejala utama dari osteoartritis lutut adalah nyeri pada sendi, kelemahan otot, ketidakstabilan sendi, kekakuan singkat di pagi hari, krepitasi, dan keterbatasan fungsional. Terapi fisik bermanfaat bagi pasien penderita osteoartritis. Meskipun ter



Beberapa gejala utama dari osteoartritis lutut adalah nyeri pada sendi, kelemahan otot, ketidakstabilan sendi, kekakuan singkat di pagi hari, krepitasi, dan keterbatasan fungsional. Terapi fisik bermanfaat bagi pasien penderita osteoartritis. Meskipun terapi ini tidak menyembuhkan kerusakan sendi, namun jika dilakukan dengan tepat dapat meringankan nyeri, meningkatkan fungsi sendi dan membantu memperbaiki aktivitas sehari-hari. 

Terapi fisik mencakup berbagai modalitas, termasuk latihan kekuatan otot, terapi akuatik, stimulasi listrik, dll. Evaluasi terhadap berbagai literatur terbaru mengenai metode terapi fisik mengungkapkan bahwa latihan kekuatan otot, terapi akuatik, serta terapi keseimbangan adalah yang paling utama dan paling efektif dalam mengurangi rasa sakit pada sendi, meningkatkan rentang gerak sendi sekaligus mencegah terjadinya kaku pada sendi, memperkuat otot di sekitar sendi, dan memperbaiki stabilitas dan keseimbangan sendi dan tubuh. 

Terapi kekuatan otot didasarkan oleh berbagai hal seperti kurangnya kekuatan otot paha bagian depan / quadricep femoris. Penelitian menunjukkan pasien osteoartritis lutut dengan peningkatan kekuatan pada otot tersebut dapat mengurangi nyeri dan memperbaiki keterbatasan fisik sehari-hari. Latihan kekuatan otot berupa latihan resisten baik dengan atau tanpa beban dapat dengan mudah dilakukan di rumah. Latihan dengan posisi duduk, dimulai dengan kaki posisi dibawah kemudian diangkat sampai dengan lurus pada sendi lutut. Gerakan ini ditahan selama 10 detik dan dilakukan berulang sebanyak 10 kali. Latihan otot quadriceps memliki manfaat yang lebih baik dibandingkan latihan otot tidak spesifik atau latihan kardio, misal aerobik, berjalan atau bersepeda santai. Namun terlepas dari keunggulan latihan otot spesifik, aerobik, berjalan atau sepeda santai juga terbukti tidak memperparah osteoartritis lutut jika dilakukan dengan intensitas ringan-sedang. Durasi yang direkomendasikan adalah 150menit/minggu untuk latihan aerobik dan sejenisnya. Beberapa organisasi kedokteran dan penelitian juga merekomendasikan yoga dan Tai-chi sebagai alternatif latihan fisik pada penderita osteoartritis lutut. 

Selain kekuatan otot, fleksibilitas dan rentang gerak sendi juga harus dilatih supaya terhindar dari kaku sendi dan memperbaiki keseimbangan tubuh. Latihan ini dapat dilakukan secara rutin dengan peregangan / stretching selama 10-30 detik pada setiap gerak sendi tubuh.  
Terapi akuatik juga menjadi rekomendasi untuk pasien osteoartritis lutut. Dalam beberapa penelitian disebutkan terapi akuatik bermanfaat dalam mengurangi nyeri dan meningkatkan kualitas hidup  dibandingkan dengan terapi non akuatik (land based). Terapi ini terutama lebih disarankan pada pasien osteoartritis lutut dengan obesitas yang karena bersifat low impact / berdampak rendah ke sendi yang bertujuan mengurangi beban pada lutut pada saat melakukan terapi fisik akuatik. Terapi akuatik berupa berenang, berjalan di dalam kolam renang, sampai dengan hidroterapi dengan panduan terapis yang berpengalaman atau berlisensi. Hidroterapi biasanya dilakukan seperti kita melakukan terapi non akuatik seperti berjalan, peregangan / stretching, dan penguatan otot. Hanya saja latihan-latihan ini dilakukan di dalam kolam renang.

Terapi fisik lain untuk penderita osteoartritis lutut adalah terapi keseimbangan. Tai-chi dan Qi gong merupakan olahraga dengan manfaat melatih keseimbangan, koordinasi, cara jalan, dan proprioseptif atau latihan neuromotorik. Tai-chi terbukti dapat memperbaiki keseimbangan dan fungsi berjalan pada penderita osteoartritis lutut. Terapi keseimbangan lain yaitu terapi keseimbangan dengan gangguan / balance/perturbation therapy. Terapi ini dilakukan untuk meningkatkan keseimbangan dan biasanya dilakukan bersama fisioterapis menggunakan alat-alat khusus. Misalnya terapi berjalan pada treadmill dalam posisi menanjak, miring, dengan akselerasi dan deselerasi yang mendadak, berjalan atau bergerak dengan tarikan pada panggul atau ankle, atau secara manual menahan dorongan yang dilakukan oleh fisioterapis dan menjaga keseimbangan agar tidak jatuh. Terapi ini tidak secara signifikan mengurangi nyeri pada penderita osteoartritis lutut namun dapat membantu meningkatkan mobilitas sehari-hari.

Modalitas terapi fisik lain berupa stimulasi listrik dan terapi manual. Meskipun terapi ini banyak dilakukan pada praktek sehari-hari, penelitian-penelitan menunjukkan tidak terdapat efek perbaikan yang signifikan pada kasus penderita osteoartritis lutut. Sehingga aplikasi terapi ini dikembalikan kepada keputusan dokter spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi atau fisioterapis sesuai pemeriksaan yang didapatkan pada masing-masing penderita osteoartritis lutut.

Terapi fisik merupakan tambahan terapi pada penderita osteoartritis lutut.Terapi ini harus dilakukan secara konsisten untuk mendapatkan hasil yang optimal dan bertujuan menunda kebutuhan untuk dilakukannya operasi penggantian sendi lutut. Konsultasikan dengan dokter spesialis orthopedi dan dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi untuk mendapatkan diagnosa, pilihan terapi terbaik dan hasil yang optimal sesuai keluhan dan kondisi penyakit anda.

Referensi

Brakke, Rachel, Jaspal Singh, and William Sullivan. “Physical Therapy in Persons With Osteoarthritis.” PM&R 4, no. 5S (May 2012). https://doi.org/10.1016/j.pmrj.2012.02.017.
Dantas, Lucas Ogura, Tania de Fátima Salvini, and Timothy E. McAlindon. “Knee Osteoarthritis: Key Treatments and Implications for Physical Therapy.” Brazilian Journal of Physical Therapy 25, no. 2 (March 2021): 135–46. https://doi.org/10.1016/j.bjpt.2020.08.004.
Dias, João Marcos, Lígia Cisneros, Rosângela Dias, Carolina Fritsch, Wellington Gomes, Leani Pereira, Mary Luci Santos, and Paulo Henrique Ferreira. “Hydrotherapy Improves Pain and Function in Older Women with Knee Osteoarthritis: A Randomized Controlled Trial.” Brazilian Journal of Physical Therapy 21, no. 6 (November 2017): 449–56. https://doi.org/10.1016/j.bjpt.2017.06.012.
Fuggle, N. R., C. Cooper, R. O. C. Oreffo, A. J. Price, J. F. Kaux, E. Maheu, M. Cutolo, et al. “Alternative and Complementary Therapies in Osteoarthritis and Cartilage Repair.” Aging Clinical and Experimental Research 32, no. 4 (March 13, 2020): 547–60. https://doi.org/10.1007/s40520-020-01515-1.
McCrum, Christopher, Tanvi S. Bhatt, Marissa H. G. Gerards, Kiros Karamanidis, Mark W. Rogers, Stephen R. Lord, and Yoshiro Okubo. “Perturbation-Based Balance Training: Principles, Mechanisms and Implementation in Clinical Practice.” Frontiers in Sports and Active Living 4 (October 6, 2022). https://doi.org/10.3389/fspor.2022.1015394.
Ng, Wei Hui, Nazatul Izzati Jamaludin, Farhah Nadhirah Aiman Sahabuddin, Shaifuzain Ab Rahman, Amran Ahmed Shokri, and Shazlin Shaharudin. “Comparison of the Open Kinetic Chain and Closed Kinetic Chain Strengthening Exercises on Pain Perception and Lower Limb Biomechanics of Patients with Mild Knee Osteoarthritis: A Randomized Controlled Trial Protocol.” Trials 23, no. 1 (April 15, 2022). https://doi.org/10.1186/s13063-022-06153-8.
Vina, Ernest R., Ada O. Youk, Cristian Quinones, C. Kent Kwoh, Said A. Ibrahim, and Leslie R.M. Hausmann. “Use of Complementary and Alternative Therapy for Knee Osteoarthritis: Race and Gender Variations.” ACR Open Rheumatology 3, no. 9 (July 19, 2021): 660–67. https://doi.org/10.1002/acr2.11307.
Wang, Wei, Yonggang Niu, and Qingxiu Jia. “Physical Therapy as a Promising Treatment for Osteoarthritis: A Narrative Review.” Frontiers in Physiology 13 (October 14, 2022). https://doi.org/10.3389/fphys.2022.1011407.

*Artikel ini ditulis oleh dr. Dananjaya Putramega, SpOT dan bekerja sama dengan Nicolaas Budhiparama, MD., PhD., SpOT(K) dari Nicolaas Institute of Constructive Orthopedic Research & Education Foundation for Arthroplasty & Sports Medicine. www.dokternicolaas.com, instagram : @dokternicolaas

Share to

Artikel lainnya dari prof nicolaas

Memilih Kasur yang Baik untuk Kesehatan Tulang Belakang

Energi yang kita dihabiskan untuk kegiatan sehari-hari dipulihkan saat kita tidur, sehingga performa tubuh bisa tetap optimal di keesokan harinya. Namun, gangguan tidur sekarang ini seringkali dijumpai pada 15-30% orang dewasa. Bentuk gangguan tidur dapat

Selengkapnya

Sekilas tentang Plantar Fasciitis

Plantar fasciitis adalah penyakit yang diakibatkan oleh peradangan pada plantar fascia, yaitu jaringan tebal yang membentang di sepanjang bagian bawah kaki, menghubungkan tulang tumit ke jari-jari kaki.

Selengkapnya