Mengenal Chiropractic

Istilah layanan terapi chiropractic seringkali dijumpai oleh masyarakat di kota-kota besar. Klinik-klinik chiropractic banyak ditemukan di kota-kota besar seperti di Jakarta. Layanan chiropractic seringkali menjanjikan pengobatan untuk menangani nyeri dan



Chiropractic termasuk dalam pengobatan alternatif. Terapi ini dilakukan dengan menggunakan gerakan tangan untuk memperbaiki masalah tulang, khususnya tulang belakang. Masalah tulang belakang yang ditangani oleh pengobatan chiropractic, antara lain nyeri punggung, nyeri pinggang, dan beberapa kelainan bentuk tulang belakang. Di Amerika Serikat, sekitar 35% orang mengunjungi klinik chiropractic karena ingin mengatasi masalah pinggang, nyeri leher, cedera olahraga, dan bentuk tulang belakang yang tidak normal. 

Terapi ini dilakukan dengan memberikan tekanan terhadap sendi yang terdampak dan mengalami cedera. Ahli chiropractic dapat menggunakan tangan atau alat kecil untuk memberikan tekanan yang mendadak dan terkontrol pada tulang belakang. Prosedur ini dikenal juga dengan nama “manipulasi spinal”.

Dalam ilmu chiropractic sendiri ada keyakinan bahwa selama bentuk tulang dan kelengkungannya bisa dikembalikan ke posisi awal, masalah lain yang timbul bisa sembuh dengan sendirinya tanpa harus minum obat atau operasi. Karenanya, tidak sedikit orang lebih memilih menjalani pengobatan chiropractic dibandingkan dengan berobat ke dokter untuk mengatasi masalah tulang yang dialami.

 

Chiropractic dan Kedokteran Medis

Meskipun lulus dengan gelar chiropractic, ahli chiropractic BUKAN dokter medis. Mereka menjalani pelatihan khusus dalam terapi chiropractic dan merupakan praktisi berlisensi.

Ahli chiropractic memulai pendidikan mereka dengan mendapatkan gelar sarjana dengan mengambil mata kuliah sains, seperti biologi, kimia, psikologi, dan fisika. Setelah lulus, mereka melanjutkan mengambil program chiropractic selama 4 tahun yang meliputi kelas dan praktik langsung.

Semua ahli chiropractic berlisensi harus mendapatkan izin praktik dengan mengikuti ujian. Mereka harus mengikuti perkembangan di lapangan dengan mengambil kelas pendidikan berkelanjutan secara teratur.

 

Manfaat Chiropractic

Gerakan chiropractic mungkin pernah kita peroleh di akhir sesi massage, pijat refleksi, ataupun pijat usai potong rambut. Biasanya, leher dan bahu akan dibunyikan menggunakan tenaga yang mendadak, lalu akan terdengar suara “krek”. Bunyi “krek” tersebut berasal dari udara yang terperangkap di dalam sendi, misalnya sendi-sendi kecil di tulang leher, tulang belakang, dan di jari-jari. Ketika ruangan di dalam sendi terisi oleh udara, tekanan di dalam sendi ikut bertambah, sehingga bagian leher atau tulang belakang terasa tidak nyaman dan tegang. Ketika leher dan bahu menerima gerakan chiropractic hingga terdengar bunyi “krek”, udara di dalam sendi terbebas dan tekanannya pun jauh berkurang. Badan akan jadi lebih relaks usai menjalani terapi chiropractic.

Terapi ini bertujuan untuk mengembalikan pergerakan sendi dan jaringan lunak, serta meredakan rasa sakit dan kekakuan pada otot hingga jaringan lunak benar-benar sembuh. Biasanya tubuh akan merasakan rasa pegal dan linu setelah terapi dan kondisi tersebut bisa bertahan selama 12-24 jam lamanya.

 

Sejumlah manfaat yang diduga bisa didapatkan dari chiropractic:

  • Mengurangi nyeri dan ketegangan pada leher

  • Menghilangkan nyeri punggung dan sekitar tulang belakang

  • Mengurangi gejala osteoarthritis

  • Meringankan gejala sakit kepala

  • Memperbaiki postur tubuh

  • Mengurangi gejala skoliosis

  • Meningkatkan performa dalam berolahraga atau aktivitas fisik lainnya

Meskipun demikian, dibutuhkan penelitian lanjutan untuk menilai efektivitas, keamanan, dan manfaat terapi chiropractic tersebut. Studi klinis systematic review menunjukkan bahwa manipulasi chiropractic tidak terbukti efektif untuk indikasi lain, kecuali pada pengobatan nyeri punggung. Evaluasi ilmiah yang diadakan pada 45 systematic reviews di tahun 2011 menunjukkan bahwa manipulasi spinal tidak efektif dalam pengobatan berbagai kondisi. Manipulasi spinal mungkin bermanfaat pada nyeri pinggang sub-akut atau kronis, tetapi tidak pada nyeri akut.

 

Risiko Chiropractic

Meskipun bermanfaat, terapi chiropractic masih menuai kontroversi. Tidak hanya di Indonesia, efek samping chiropractic masih diperdebatkan di negara-negara lain, seperti AS dan Kanada. Menurut sebuah survei, sebanyak 45 persen dokter spesialis tulang di Amerika Utara tidak setuju dengan teknik pengobatan chiropractic. Para ahli tulang tersebut menilai chiropractic adalah terapi pengobatan yang berbahaya, terlebih jika dilakukan di bagian leher. Di leher manusia, terdapat pembuluh darah dan saraf penting yang berhubungan langsung dengan otak. Apabila gerakannya dilakukan tidak tepat, chiropractic bisa menimbulkan risiko kerusakan pembuluh darah dan saraf di tulang belakang. Di AS, pernah ada laporan kasus robeknya pembuluh darah tulang belakang akibat terapi chiropractic. Bahkan beberapa tahun yang lalu, pernah dilaporkan kasus kematian akibat terapi chiropractic pada bagian leher yang tidak tepat di Indonesia.

 

Kontraindikasi Chiropractic

Tindakan chiropractic aman selama dilakukan oleh praktisi yang terlatih dan berlisensi. Karenanya, praktik ini tidak boleh dilakukan sembarang orang.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tidak menganjurkan orang-orang dengan kondisi kesehatan tertentu untuk menjalani manipulasi chiropractic. Jangan coba-coba menerima chiropractic jika kamu memiliki:

  • Osteoporosis berlangsung lama dan parah

  • Penyakit tulang dan infeksi.

  • Patah tulang.

  • Radang sendi seperti rheumatoid arthritis

  • Mati rasa, kesemutan, maupun kehilangan kekuatan di lengan atau kaki

  • Kanker tulang belakang

  • Berisiko tinggi mengidap stroke

  • Kelainan tulang di leher bagian atas

  • Gangguan sirkulasi darah

  • Gangguan sistem saraf

 

Chiropractic dan Rekomendasi FDA

Pada tahun 2017, akupuntur dan chiropractic dimasukkan ke dalam guidelines FDA sebagai terapi alternatif untuk menangani nyeri. Namun perlu diingat, rekomendasi ini dibuat dalam rangka mengurangi penggunaan obat-obat golongan opioid di AS yang cukup tinggi dan rentan akan penyalahgunaan dan memiliki efek samping. Dalam guidelines FDA, chiropractic digolongkan sebagai terapi komplementer/pelengkap di bawah terapi psikologis, rehabilitasi medik/fisioterapi, dan bedah dalam penanganan nyeri.

Tindakan chiropractic aman selama dilakukan oleh praktisi yang terlatih dan berlisensi. Namun ingat, tidak semua gangguan sistem gerak bisa ditangani menggunakan metode ini. Ada beberapa kondisi yang tidak cocok bila ditangani oleh ahli chiropractic. Karena masih banyaknya kontroversi mengenai terapi chiropractic, sebaiknya periksa ke dokter ortopedi terlebih dahulu apabila ada masalah tulang atau sendi yang mengganggu. Pastikan terlebih dahulu kepada dokter spesialis tulang mengenai terapi chiropractic ini. Jika ternyata perawatan atau terapi chiropractic ini tidak sesuai dengan kondisi Anda, dokter akan menyarankan pengobatan atau metode medis lainnya untuk membantu mengatasi kondisi tersebut.

 

*Artikel ini ditulis oleh dr. Hendy Hidayat, SpOT dan bekerja sama dengan Nicolaas Budhiparama, MD., PhD., SpOT(K) dari Nicolaas Institute of Constructive Orthopedic Research & Education Foundation for Arthroplasty & Sports Medicine. www.dokternicolaas.com, instagram : @dokternicolaas

Share to

Artikel lainnya dari prof nicolaas

Ayo Belajar Tentang Magnesium

Magnesium merupakan mineral yang banyak tersedia di dalam tubuh dan 50% hingga 60%-nya tersimpan di dalam tulang pada usia dewasa.1 Magnesium secara alami terdapat di berbagai jenis makanan dan juga tersedia dalam bentuk suplemen serta terkandung juga di

Selengkapnya

Gula dan Kesehatan Tulang

Saat ini menjadi trend bahwa minuman kemasan dengan kadar gula tinggi berdampak buruk terhadap tubuh kita. Kenyataan ini tidak dapat dipungkiri karena tingginya kadar gula pada makanan dan minuman yang kita konsumsi sehari-hari berhubungan langsung dengan

Selengkapnya

Carpal Tunnel Syndrome

Apakah Anda pernah mengalami kesemutan atau nyeri pada pergelangan tangan yang menjalar hingga ke jari-jari? Jika ya, maka mungkin Anda pernah mengalami gejala dari carpal tunnel syndrome (CTS). CTS banyak dialami oleh ibu-ibu rumah tangga, pekerja kantor

Selengkapnya