Susu merupakan salah satu sumber nutrisi kalsium, protein, vitamin, dan mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang anak dan remaja. Meskipun demikian, tidak semua orang bisa minum susu akibat kondisi medis tertentu yang dimilikinya antara lain adalah a
Susu merupakan salah satu sumber nutrisi kalsium, protein, vitamin, dan mineral yang penting untuk pertumbuhan tulang anak dan remaja. Meskipun demikian, tidak semua orang bisa minum susu akibat kondisi medis tertentu yang dimilikinya antara lain adalah alergi susu serta intoleransi laktosa. Kedua kondisi ini berbeda dimana alergi susu disebabkan sistem imun yang bekerja berlebihan akibat alergi terhadap protein dalam susu yang dikonsumsi sedangkan intoleransi laktosa disebabkan tubuh tidak mampu mencerna laktosa dalam susu akibat kekurangan enzim laktase. Pada alergi susu biasanya ditandai dengan reaksi alergi biasanya pada kulit (berupa gatal, ruam merah, hingga bengkak pada bibir dan sekitar mata), pernafasan (alergi rhinitis dan asma), dan pencernaan (diare, kolik, dan muntah pada bayi) sedangkan intoleransi laktosa biasanya hanya ditandai oleh masalah pada pencernaan saja (nyeri perut, kembung, dan diare). Orang yang mengidap kondisi tersebut terkendala untuk mengonsumsi susu padahal kebutuhan kalsium tetap harus dipenuhi untuk pertumbuhan tulang dan gigi yang optimal terutama pada kelompok usia anak dan remaja.
Adanya gangguan alergi susu atau intoleransi laktosa memang membutuhkan perhatian khusus, tetapi tidak perlu cemas karena masih banyak bahan makanan lain yang mengandung aneka nutrisi seperti yang terkandung di dalam susu. Bahan makanan lain yang juga tinggi kalsium, antara lain sayuran hijau, beberapa jenis ikan (sarden, salmon, teri), wijen, kacang-kacangan, dan tahu.
Protein dari susu juga semestinya dapat digantikan dengan daging, ikan, unggas, atau kacang-kacangan. Sementara itu, vitamin D bisa diperoleh dari telur, ikan salmon, dan makarel. Vitamin serta mineral lain juga bisa digantikan dengan beraneka ragam sayur mayur dan buah-buahan. Apabila dirasa masih kurang, ada baiknya mengonsumsi suplemen multivitamin dan mineral.
*Artikel ini ditulis oleh dr. Toto Surya Efar, SpOT dan bekerja sama dengan Nicolaas Budhiparama, MD., PhD., SpOT(K) dari Nicolaas Institute of Constructive Orthopedic Research & Education Foundation for Arthroplasty & Sports Medicine. www.dokternicolaas.com, instagram : @dokternicolaas
Artikel lainnya dari prof nicolaas