Olahraga merupakan salah satu komponen penting dalam menjaga kesehatan tulang. Salah satu olahraga yang digemari kaum dewasa dan lanjut usia adalah golf. Meskipun bersifat non-contact dan low-impact, bermain golf seringkali membawa cedera pada beberapa ba
Olahraga merupakan salah satu komponen penting dalam menjaga kesehatan tulang. Salah satu olahraga yang digemari kaum dewasa dan lanjut usia adalah golf. Meskipun bersifat non-contact dan low-impact, bermain golf seringkali membawa cedera pada beberapa bagian tubuh.
Mayoritas cedera akibat golf merupakan imbas dari cara bermain yang salah atau penggunaan otot-otot tertentu yang berlebihan. Bagian tubuh yang paling sering terkena cedera saat bermain golf adalah tulang belakang, dengan keluhan nyeri pinggang bawah. Selain itu, golf juga memberikan risiko terjadinya nyeri pada bagian siku (seringkali dalam bentuk golfer’s elbow atau medial epicondylitis), pergelangan tangan, dan bahu.
Berikut beberapa tips yang dapat diterapkan untuk mencegah terjadinya cedera saat bermain golf:
Serupa dengan semua olahraga lain, sebelum mulai bermain, biasakan melakukan pemanasan. Kurangnya pelemasan sebelum bermain merupakan salah satu sebab tersering cedera olahraga.
Sempurnakan postur. Berdirilah dengan kaki terbuka, selebar bahu, rotasi sedikit keluar, dengan lutut sedikit menekuk. Pertahankan posisi tersebut dengan punggung relatif lurus. Badan seharusnya agak condong ke depan, dengan gerakan sebagian besar bersumber dari panggul.
Kendalikan swing. Aktivitas mengayun sebenarnya merupakan serangkaian gerakan yang kompleks dan terkoordinasi. Apabila dikerjakan berulang kali, beberapa set otot, tendon, dan sendi mendapat beban yang cukup besar. Seiring berjalannya waktu, ini dapat mengakibatkan cedera, apalagi apabila swing-nya tidak sempurna. Swing harus luwes, tidak terlalu keras, dan tidak terlalu cepat.
Jangan memukul objek lain selain bola. Cedera siku dan pergelangan tangan seringkali terjadi setelah tidak sengaja mengayunkan stik ke tanah atau rough.
Gunakan sepatu yang nyaman dan sesuai.
*Artikel ini ditulis oleh dr. Toto Suryo Efar, SpOT dan bekerja sama dengan Nicolaas Budhiparama, MD., PhD., SpOT(K) dari Nicolaas Institute of Constructive Orthopedic Research & Education Foundation for Arthroplasty & Sports Medicine. www.dokternicolaas.com, instagram : @dokternicolaas
Artikel lainnya dari prof nicolaas